BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keputusan
moral dalam keperawatan dan teori moral?
2. Bagaimana cara
menerapkan keputusan moral dalam keperawatan dan teori moral?
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.
2. Tujuan
Khusus
Agar mahasiswa dapat
mengetahui/menguasai dan menerapkan
tentang keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian keputusan moral dalam keperawatan
Pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang
matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat.
Ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
- Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
- Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
- Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
- Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
- Falsafah yang dianut organisasi.
- Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
- Masalah harus diketahui dengan jelas.
- Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
- Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila
pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan
berbagai masalah :
- Tidak tepatnya keputusan.
- Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material.
- Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
- Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Sikap
atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara positif
dan memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas penting untuk membangkitkan motivasi secara individu sehingga mampu
memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah atau
isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan menerima kritik akan
mengakibatkan hal positif seperti; semakin terjaminnya kemampuan analisa
seseorang terhadap fakta dan data yang dihadapi dan akan meningkatkan kemampuan
untuk mengatasi kelemahan.
Bagan : Pemecahan masalah dan Pengambilan keputusan
Factor yang mempengaruhi pada pengambilan keputusan
ada 2 :
a.
FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Banyak faktor
yang berpengaruh kepada individu dan kelompok dalam pengambilan keputusan,
antara lain:
1. Faktor
Internal
Faktor internal
dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor
internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal
karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu,
minat, pengetahuan dan sikap
pengambilan keputusan yang dimiliki.
2. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal
termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai yang berpengaruh pada semua
aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi
itu dapat dilaksanakan. Nilai ditentukan oleh salah satu kultural, sosial,
latar belakang, filosofi, sosial dan kultural.
b.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KELOMPOK
Ada dua kriteria
utama untuk pengambilan keputusan yang efektif:
Keputusan
harus berkualitas tinggi dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang sebelumnya
telah didefinisikan.Keputusan harus diterima oleh orang yang bertanggungjawab
melaksanakannya. Contoh; Rapat merupakan
salah satu alat terpenting untuk
mencapai informasi dan mengambil keputusan. Ada keuntungan-keuntungan tertentu
yang dapat dipetik melalui suatu rapat,
yaitu :
Masalah yang
timbul menjadi jelas sifatnya karena dibicarakan dalam forum terbuka.
Interaksi
kelompok akan menghasilkan pendapat dan buah pikiran serta pengertian yang
mendalam.Penerimaan dan pelaksanaan keputusan diambil oleh peserta rapat.Rapat
melatih menerima pendapat orang lain. Melalui
rapat peserta dilatih belajar tentang pemikiran orang lain dan belajar
menempatkan diri pada posisi orang lain.
Langkah
utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah.
Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan, memunculkan pilihan, mengidentifikasi
keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan,
menyeleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum mendefinisikan
tujuan, implementasi dan evaluasi.
B.
Teori moral dalam keperawatan
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada
standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk
mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek professional.
n Teori Moral Kebanyakan tidak ada “algorithma moral” untuk membuat
keputusan atau jawaban.
n Pilihan yang dapat dilakukan adalah “Teori Moral” yang
memberi kerangka membuat keputusan-keputusan moral dan etika.
n Masalahnya teori moral tidak selalu memberi jawaban
yang sama bahkan sering bertentangan.
Penentu Teori
Moral
n Egoisme Etikal
–
Pemikiran:
Tindakan boleh (dapat diterima) atas dasar kepentingan sendiri.
–
Contoh: membunuh
perampok untuk membela diri
n Utilitarianisme
–
Pemikiran:
Tindakan diterima bila memberikan paling banyak manfaat untuk orang banyak.
n Contoh: penggunaan DDT untuk melawan malaria
–
Analisis
utilitarianisme
–
Tentukan target
audiens
–
Tentukan
kerusakan, keuntungan, dan bobot pada target audiens
–
Evaluasi fungsi
kebahagiaan untuk setiap tindakan
–
Pilih tindakan
yang memberikan fungsi kebahagiaan tertinggi
n Analisis Hak
–
Pemikiran: Hak
siapa didahulukan dan tepo seliro, Contoh: penculik dibohongi untuk
mnyelamatkan sandra
–
Urutan hak
menurut kepentingan
n Hak untuk hidup
n Hak untuk menjaga kepenuhan hidup
n Hak untuk meningkatkan kepenuhan hidup
–
Analisis Hak
n Tentukan target audiens
n Evaluasi tindakan pelanggaran hak sesuai urutan di
atas
n Pilih tindakan yang menyebabkan pelanggaran hak yang
kurang penting
C. nilai nilai esensial dalm keperawatan
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.
D. PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
(1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang
baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul;
(2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama,
sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau
kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda;
(3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi
nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang
ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai
tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena
kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut;
(4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti:
mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya
akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik;
(5) Tanggung
jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
E. PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS KEPERAWATAN
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan
diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya.
Perawat/bidan bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan
konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status
kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah berusaha
membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau
membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk
mendiskusikan prioritas yang dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya,
dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan .
DAFTAR
PUSTAKA
Kusnadi,Adi.(2008).”nilai nilai esensial dalam
keperawatan”.
Http
://wordpress.com(2011/11/27).
Sumarni,Nani.(2010).” keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.”Http ://Kuliah
Bidan.wordpress.com(/2011/11/27).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar