Jumat, 26 April 2013

Makalah Problem Intervention Evaluation



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga serta komunitas dan merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik serta pemecahan masalah baik actual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.
Untuk menghindari kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien maka dibutuhkan pendokumentasian terhadap proses keperawatan tersebut yang juga berfungsi sebagai mekanisme pertanggung gugatan bagi perawat terhadap semua tindakan yang telah ia lakukan.
Dokumentasi keperawatan itu sendiri merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dokumentasi keperawatan memiliki beberapa model pencatatan. Tidak jarang seorang perawat hanya mengetahui satu atau dua model pencatatan dokumentasi keperawatan. Yang sebernarnya masih terdapat model – model pencatatan yang lain.

1.2.            Tujuan
1)   Tujuan Umum
·         Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi  Keperawatan
2)      Tujuan Khusus
·         Untuk lebih mengerti dan memahami model dokumentasi Problem Intervention Evaluation (PIE).
1.3.             Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I             PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
1.2              Tujuan penulisan
1.3              Sistematika penulisan
BAB II                        PEMBAHASAN
2.1              Pengertian
2.2              Prinsip-prinsip Komunikasi
2.3              Teknik Komunikasi
2.4              Pengkajian Keperawatan Komunitas
BAB III          PENUTUP
3.1              Kesimpulan
3.2              Saran
DAFTAR PUSTAKA

















BAB II
PEMBAHASAN
                                              
2.1.  Pengertian Problem Intervention Evaluation
PIE (Problem Intervention Evaluation) adalah suatu singkatan dari identifikasi masalah, intervensi dan evaluasi. System pendokumentasian PIE adalah suatu pendekatan orientasi proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosis keperawatan.

2.2.  Kegunaan
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi.
Tujuan teknik komunikasi akan tercapai apabila perawat dalam helping relationship memiliki prinsip-prinsip atau karakteristik dalam menerapkan komunikasi yang meliputi:
1.        Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2.        Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
3.        Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut pasien.
4.        Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5.        Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk merubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6.        Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah keberhasilan maupun frustasi.
7.        Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.









2.3.  Teknik Komunikasi
1)        Bertanya (questioning)
Bertanya merupakan tehnik yang dapat mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Tehnik berikut sering digunakan pada tahap orientasi.
2)        Mendengarkan
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik (Keliat, Budi Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam Suryani, 2005) dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005).
Contoh: Selama klien bicara, perawat mengikuti apa yang dibicarakan klien dengan penuh perhatian. Perawat memberikan tanggapan dengan tepat dan tidak memotong pembicaraan klien. Tunjukkan perhatian bahwa perawat mempunyai waktu untuk mendengarkan (Purwanto, Heri, 1994).
3)        Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien (Keliat, Budi Anna, 1992). Restarting (pengulangan) merupakan suatu strategi yang mendukung listening (Suryani, 2005).
Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode InI, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.
Contoh: “Bapa mengatakan bahwa anak bapa sudah berumur 4 tahun ketika istri bapa meninggal.”
4) Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
Pada saat klarifikasi, perawat tidak boleh menginterpretasikan apa yang dikatakan klien, juga tidak boleh menambahkan informasi (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Apabila perawat menginterpretasikan pembicaraan klien, maka penilaiannya akan berdasarkan pandangan dan perasaannya. Fokus utama klarifikasi adalah pada perasaan, karena pengertian terhadap perasaan klien sangat penting dalam memahami klien.
Contoh: “Saya kurang mengerti apa yang Saudara maksudkan. Bisakah Saudara menjelaskan kembali.”
5) Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian perawat tentang apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan penghargaan terhadap klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005).
1)      Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian tujuan (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Dengan demikian akan terhindar dari pembicaraan tanpa arah dan penggantian topik pembicaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengguanakan metode ini adalah usaha akan untuk tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah penting (Suryani, 2005).
Contoh: “ Mengenai riwayat penyakit Anda, hal ini nampaknya penting, saya kira kita harus membicarakan lebih dalam lagi ”.
2)      Diam
Diam artinya tidak ada komunikasi verbal untuk alasan terapeutik. Tehnik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart & Sundeen dalam Suryani, 2005). Tehnik ini memberikan waktu pada klien untuk berfikir dan menghayati, memperlambat tempo interaksi, sambil perawat menyampaikan dukungan, pengertian, dan penerimaannya. Diam juga memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan berguna pada saat klien harus mengambil keputusan (Suryani, 2005).
Contoh : duduk bersama pasien dan mengkomunikasikan perhatian dan peran serta perawat secara nonverbal.
3)      Memberi Informasi
Memberikan tambahan informasi (informing) merupakan tindakan penyuluhan kesehatan klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri dan penyembuhan klien. Informasi yang diberikan pada klien harus dapat memberikan pengertian dan pemahaman tentang masalah yang dihadapi klien serta membantu dalam memberikan alternatif pemecahan masalah (Suryani, 2005).
4)      Menyimpulkan
Menyimpulkan (summerizing) adalah tehnik komunikasi yang membantu klien mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawat-klien. Tehnik ini membantu perawat dan klien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri pertemuan. Poin utama dari menyimpulkan yaitu peninjauan kembali komunikasi yang telah dilakukan (Murray, B & Judith dalam Suryani, 2005).
Contoh: “Jadi, untuk pemeriksaan selanjutnya Anda akan melakukan tes darah.”
5)      Mengubah Cara Pandang
Tehnik mengubah cara pandang (refarming) ini digunakan untuk memberikan cara pandang lain sehingga klien tidak melihat sesuatu atau masalah dari aspek negatifnya saja (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Tehnik ini sangat bermanfaan terutama ketika klien berfikiran negatif terhadap sesuatu, atau memandang sesuatu dari sisi negatifnya. Reframing akan membuat klien mampu melihat apa yang dialaminya dari sisi positif (Gerald, D dalam Suryani, 2005) sehingga memungkinkan klien untuk membuat perencanaan yang lebih baik dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Contoh: “sebenarnya apa yang anda pikirkan tidak seburuk itu kejadiannya”.
6)      Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.

7)        Membagi Persepsi
Stuart G.W (1998) dalam Suryani (2005) menyatakan, membagi persepsi (sharing peception) adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan atau pikirkan. Tehnik ini digunakan ketika perawat merasakan atau melihat ada perbedaan antara respos verbal dan respons nonverbal klien.
Contoh: “Anda tersenyum, tetapi saya merasa Anda sangat marah.”
8)        Mengidentifikasi Tema
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus mampu manangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah untuk meningkatkan pengertian dan menggali masalah penting (Stuart & Sadeen dalam Suryani, 2005). Tehnik ini sangat bermanfaat pada tahap awal kerja untuk memfokuskan pembicaraan pada awal masalah yang benar-benar dirasakan klien.
9)        Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik. Florence Nightingale dalam Anonymous (1999) dalam Suryani (2005) pernah mengatakan suatu pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor. Humor dapat meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas, serta menurunkan tekanan darah dan nadi.
10)    Memberikan Pujian
Memberikan Pujian (reinforcement) merupakan keuntungan psikologis yang didapatkan klien ketika berinteraksi dengan perawat. Reinforcement berguna untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan perilaku klien (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Reniforcement bisa diungkapkan dengan kata-kata ataupun melalui isyarat nonverbal.









2.4.  Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses/upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Pengkajian dilakukan untuk  mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui angkah-langkah sebagai berikut.
2.4.1.      Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.    Data Umum
·         Lokasi daerah binaan
·         Keadaan geografi
·         Luas wilayah
·         Pola demografi
b.    Data Khusus
1.    Data cultural
·      Tingkat pendidikan
Mengkaji mengenai persentase masyarakat yang sekolah, apa saja pendidikan yang tersedia di masyarakat, apakah masyarakat memerlukan pengetahuan khusus, tersedia sarana pendidikan khusus, siapakah pengguna, bagaimana karakteristiknya.
·      Pekerjaan
·      Tingkat social ekonomi
Meliputi pengkajian mengenai bagaimana tingkat perekonomiannya, sejauhmana mempengaruhi tingkat kesehatan, berapa jumlah pengangguran, persentase masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, pendapatan perbulan, kemampuan daya beli masyarakat terutama kesehatan, apakah terdapat tempat industri, pertokoan, lapangan kerja, kemana warga berbelanja.
·      Kebudayaan dan kebiasaan
2.    Data kesehatan
·      Kesehatan ibu dan anak
·      Keadaan gizi masyarakat
·      Keluarga berencana
·      Imunisasi
·      Penyakit-penyakit yang diderita
3.    Keadaan kesehatan lingkungan
·      Perumahan
mencakup bagaimana bentuk rumah, kondisinya, halaman, pembuangan sampah, MCK.
·      Sumber air bersih
·      Tempat pembuangan sampah
·      Pembuangan air kotor
·      Jamban
4.    Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan
Mengkaji mengenai bagaimana struktur organisasi di masyarakat, aktif tidak, formal/non formal, jenis keyakinan/nilai terhadap politik kelompok tertentu, apakah ada peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan, adakah distribusi power di masyarakat, toma, toga, tempat berkumpul.
5.    Sumber daya masyarakat

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a.         Wawancara : yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, social budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
b.        Pengamatan : pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
c.         Studi dokumentasi : Studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak diantaranya melalui kartu menuju sehat/KMS. Kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.
d.        Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehtan dan keperwatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh, dan tanda-tanda penyakit.
Menurut Berry Neuman, pengkajian data masyarakat merupakan interaksi 8 sub sistem, meliputi:
1.    Lingkungan fisik
Lingkungan fisik mencakup bagaimana bentuk rumah, kondisinya, halaman, pembuangan sampah, MCK, sumber air, Map/denah daerah, batas wilayah, bagaimana lingkungan sekitarnya, kondisinya, geografisnya, kepadatan (luas daerah/jumlah penduduk), bagaimana kualitas udara,tumbuh-tumbuhan, binatang peliharaan, keindahan alam, kondisi air, dan sebagainya.
2.    Pelayanan kesehatan
Meliputi pengkajian apakah ada pusat pelayanan umum, jenisnya, bagaimana karakteristik pemakainya, statistiknya, adekuatkah, dapat dicapai, diterima, dan bagaimana tingkat kepercayaan pengguna jasa.
3.    Ekonomi
Meliputi pengkajian mengenai bagaimana tingkat perekonomiannya, sejauhmana mempengaruhi tingkat kesehatan, berapa jumlah pengangguran, persentase masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, pendapatan perbulan, kemampuan daya beli masyarakat terutama kesehatan, apakah terdapat tempat industri, pertokoan, lapangan kerja, kemana warga berbelanja.
4.    Keamanan dan transportasi
Mengkaji mengenai bagaimana keadaan keamanan masyarakat, pelayanan keamanan, tingkat kriminalitas, jenis transportasi yang ada, bagaimana situasi jalannya, apakah dekat dengan pelayanan kesehatan bagaimana mencapainya.
5.    Politik dan pemerintahan
Mengkaji mengenai bagaimana struktur organisasi di masyarakat, aktif tidak, formal/non formal, jenis keyakinan/nilai terhadap politik kelompok tertentu, apakah ada peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan, adakah distribusi power di masyarakat, toma, toga, tempat berkumpul.



6.    Komunikasi
Mengkaji mengenai bagaimana masyarakat memperoleh informasi, apakah ada papan informasi, jenis perkumpulan /pertemuan yang ada, serta alat komunikasi.
7.    Pendidikan
Mengkaji mengenai persentase masyarakat yang sekolah, apa saja pendidikan yang tersedia di masyarakat, apakah masyarakat memerlukan pengetahuan khusus, tersedia sarana pendidikan khusus, siapakah pengguna, bagaimana karakteristiknya.
8.    Rekreasi55A
Mengkaji mengenai bagaimana persepsi masyarakat tentang rekreasi, tempat yang sering digunakan, fasilitas rekreasi yang ada, apakah terjangkau oleh komunitas, dimana anak-anak bermain.
2.4.2.      Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara ditabulasikan, disortir apabila ada data yang dianggap kurang baik/tidak dibutuhkan, dikelompokkan dalam bagian tersendiri menurut permasalahan yang ada, kemudian disajikan (berbentuk grafik, tabel, diagram) serta dianalisa permasalahannya berdasarkan data yang ada.
2.4.3.      Analisa Data
Analisa data masyarakat digunakan sebagai bahan antara lain untuk:
a.    Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan dirasakan oleh masyarakat
b.    Menetapkan kebutuhan masyarakat
c.    Menetapkan kekuatan masyarakat
d.   Mengidentifikasi pola respon sehat-sakit masyarakat
e.    Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan







BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Pelayanan keperawatan komunitas pelayanan professional yang ditujukan pada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas) yang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan komunitas merupakan asuhan professional yang diberikan oleh perawat profesional yang memiliki kewenangan, menggunakan proses keperawatan, sesuai standar praktik dan kode etik mengarahkan praktik dilakukan di tatanan pelayanan keperawatan komunitas. keperawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu bentuk praktik keperawatan komunitas. Isu-isu yang mungkin timbul terkait keperawatan di rumah perlu dicermati dan antisipasi.

3.2.  Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, sebaiknya lebih memahami tentang bagaimana berkomunikasi yang baik terhadap klien yang akan dihadapi. Selain itu dalam melakukan tindak keperawatan, seorang perawat harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip dan teknik-teknok komunikasi tersebut.














DAFTAR PUSTAKA

Marcia stanhope, Ruth N. Kollmueller. 2008. Keperawatan Komunitas. Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC.
Effendy Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.

http://texbuk.blogspot.com/2011/06/konsep-komunikasi-terapeutik-perawat.html#ixzz1pigvRCR2, 25-05-2012, 13.30 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar