BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suatu
perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang
merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini
merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling beradu satu sama lain
namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang. Gelombang
bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal.
Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu
fisiologi telinga. Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi
getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui
syaraf. Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang
kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising
dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti
bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi
atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang
ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya
musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu
tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah
berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya
dalam keperawatan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui pengertian
bunyi dan gelombang bunyi
b.
Memahami sifat dan
kecepatan gelombang bunyi
c.
Memahami intensitas
bunyi
d.
Mengetahui penerapan
gelombang bunyi
e.
Mengetahui pengaruh
dan pencegahan dari bising
C.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bunyi
B.
Sifat dan kecepatan
gelombang
C.
Intensitas bunyi
D.
Aplikasi Gelombang
E.
Bising
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BUNYI
1.
Definisi
Bunyi
merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehingga dapat didengar.
(Fisika, 2006 : 41).
Gelombang bunyi
merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu
sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta
mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. (Fisika Kedokteran, 1996 : 65)
2.
Sumber Bunyi
Sumber bunyi
adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium
atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran
minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala,
dsb.
Syarat
terjadinya bunyi yaitu:
· Ada
sumber bunyi yang bergetar
· Ada
zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga
· Getaran
mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)
· Indra
pendengar dalam keadaan baik
3.
Mendeteksi Bunyi
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan
gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan
intensitasnya. Untuk perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga
manusia. Alat mikrofon merupakan transduser yang memberi respon terhadap
tekanan bunyi (sound pressure0 dan menghasilkan isyarat/signal listrik.
Mikrofon yang banyak digunakan adalah mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon
ini sangat penting oleh karena berguna untuk mendeteksi kebisingan lingkungan
perusahaan (merupakan medan difus segala arah atau medan bebas) disamping itu
perlu diperhatikan faktor kecepatan angin, cuaca oleh karena sangat
mempengaruhi pada mikrofon.
4.
Pengelompokan Bunyi
Menurut frekuensinya, bunyi
dikelompokan menjadi:
a. Bunyi
infrasonik (0 – 20 Hz)
Infrasonik merupakan bunyi yang
tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan
anjing. Frekuensi
ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran gunung berapi.
b. Bunyi
audiosonik (20 – 20.000 Hz)
Bunyi audio merupakan bunyi
yang dapat didengar manusia. Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang
pendengaran (rata-rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB).
c. Bunyi
Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)
Ultrasonik merupakan
bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia. Frekuensi ini dalam bidang kedokteran
digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan, destruktif dan diagnosis. Hal ini dapat
terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup
besar.
5.
Azaz Doppler
Efek Doppler
adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar akibat
perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada tahun 1800, Christian Johann Doppler mengemukakan
Efek Doppler ini berlaku secara umun pada gelombang.
Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur
bergeraknya zat cair di dalam tubuh misalnya darah. Berkas ultrasonik/bunyi
ultra uynag mengenai darah (darah bergerak menjauhi bunyi) darah akan
memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detektor.
B.
SIFAT DAN KECEPATAN GELOMBANG BUNYI
1.
Sifat Gelombang
Bunyi
Gelombang
bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila
gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang
akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh. Penyerapan
energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi.
Nilai
amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:
A = A-αx
|
Keterangan :
A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan
yang tebal X cm
Ao =
amplitudo bunyi mula-mula
α = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1)
x = tebal jaringan (cm)
Dengan
mempergunakan rumus tersebut dapat menghitung nilai adsopsi jaringan terhadap
gelombang bunyi.
Berikut
tabel koefisien adsorpsi jaringan dan nilai paruh ketebalan jaringan.
Bahan
|
Frekuensi
|
Α
(cm-1)
|
nilai
paruh ketebalan jaringan (cm)
|
Otot
|
1
|
0,13
|
2,7
|
Lemak
|
0,8
|
0,05
|
6,9
|
Otak
|
1
|
0,11
|
1,2
|
Tulang
|
0,6
|
0,4
|
6,95
|
Air
|
1
|
2,5
x 10-4
|
14 x 103
|
2.
Kecepatan
Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat, zat
cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi
ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang menjalar secara
transversal.
Pada suatu percobaan, apabila
terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu peningkatan tekanan
dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut
kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang (γ) dan
kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan dalam rumus.
f =
|
Keterangan :
f = frekuensi
v =
kecepatan
λ =
panjang gelombang
Kecepatan
bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut tabel perbedaannya.
Temperatur
|
Material
|
Masa Jenis (
)
Kg/m3
|
Kecepatan (v)
cm/s
|
Z (=
)
Kg/m2s
|
20o C
|
Udara
|
1,29
|
331
|
430
|
0o C
|
CO2
|
1,98
|
258
|
430
|
0o C
|
H2
|
8,99 x 10-2
|
1.270
|
430
|
20o C
|
Alkohol
|
791
|
1.210
|
430
|
20o C
|
Air
|
1.000
|
1.480
|
430
|
20o C
|
Besi
|
7.900
|
5.130
|
430
|
37o C
|
Darah
|
1.056
|
1.570
|
430
|
20o C
|
Otak
|
1.020
|
1.530
|
1,56 x 106
|
20o C
|
Otot
|
1.040
|
1.580
|
1,64 x 106
|
20o C
|
Lemak
|
920
|
1.450
|
1,33 x 106
|
20o C
|
Tulang
|
1.900
|
4.040
|
7,68 x 106
|
Gelombang bunyi dibawa oleh zat
padat, cair, dan gas. Pada umumnya,
makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal,
karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel
tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak partikel
lainnya.
C.
INTENSITAS BUNYI ( I )
Intensitas
Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau
watt/m2. Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya
telinga akan merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan
mampu didengar. Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat
didengar manusia dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi
yang mampu didengar manusia mempunyai intensitas 10-12 watt/m2
sampai dengan 1 watt/m2.
Intensitas
bunyi 10-12 watt/m2 adalah intensitas bunyi terendah yang
masih dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang pendengaran. Sementara
itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar telinga manusia tanpa
menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2 dan disebut intensitas ambang perasaan.
D.
APLIKASI GELOMBANG BUNYI
1.
Alat
Pendengaran
Telinga merupakan alat penerima
gelombang suara atau udara kemudian diubah menjadi sinyal listrik dan
diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan
telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor
yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.
a.
Susunan Telinga
Telinga
tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
1)
Telinga luar
Telinga luar
terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga).
Daun telinga
manusia mempunyai bentuk yang khas, mendukung fungsinya sebagai penangkap dan
pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi
dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan
kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga
tidak kering.
Membran timpani tebalnya
0,1 mm, luas 65 mm2, mengalami vibrasi dan diteruskan ke telinga
tengah
2)
Telinga tengah
Bagian ini
merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang.
Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah
dengan faring.
Suara yang masuk itu, 99% mengalami refleksi dan
hanya 0,1 % saja yang ditransmisi. Telinga tengah ini memiliki peranan
proteksi. Karena adanya tuba eustachi yang mengatur tekanan didalam telinga,
dimana eustachi berhubungan langsung dengan mulut.
3)
Telinga dalam
Telinga
dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2
bagian utama:
• koklea (organ pendengaran)
• kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk
seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung
ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam
cairan tersebut.
Getaran
suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela
oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut
yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan
merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang
serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak. Walaupun ada
perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan
kerusakan pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh
kembali.
Jika
telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel
rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran.
2.
Ultrasonik
dalam Bidang Medis
Bunyi ultrasonik dihasilkan
oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik dengan frekuensi diatas 20.000
Hz.
· Magnet
listrik adalah batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri listrik yang
dan menghasilkan ultrasonik.
· Piezo
elektrik
Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie
dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal
piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan mengalami
vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi kristal akan
menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric dipakai
sebagai transduser pada ultrasonografi (USG).
a.
Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik
Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik
yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau
sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan
direfleksi oleh objek itu sendiri.
Efek
gelombang ultrasonik :
1) Mekanik
Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan
dan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu
empedu.
2) Panas
Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa
sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan
sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa
terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
3) Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan
terjadi hidrolisis pada ikatan polyester.
4) Efek biologis
Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan
gabungan dari berbagai efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran
pembuluh darah. Selain itu ultrasonik menyebabkan peningkatan permeabilitas
membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Van’t Hoff
(menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus
dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia
apabila daya ultrasonik ditingkatkan.
b.
Frekuensi Dan Daya Ultrasonik
1) Untuk
diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm2
2) Untuk
pengobatan: daya sampai 1 W/cm2
3) Untuk
merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 103 W/cm2
c.
Ultrasonik Sebagai
Pelengkap Diagnosis
Berkaitan dengan efek yang
ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang
ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
1) CRT (Ossiloskop)
Kristal piezo electric yang
bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonik mencapai pada
dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh
transduser tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan
diteruskan ke amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut
ditangkap oleh CRT (ossiloskop).
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo
electric melalui transduser akan dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan
transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini
disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo
pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)
MRI adalah salah satu cara
pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi magnetis. Sistem kerjanya adalah
pasien berbaring dalam sebuah tabung. Kemudian gelombang bunyi ultrasonik
ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar
tubuh bagian dalam pasien.
Gelombang ultrasonik juga dapat
mendeteksi keadaan bayi dalam kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari
MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh
sebuah transduser. transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah pulsa listrik
menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari pulsa dipantulkan pada berbagai permukaan
dalam tubuh, dan sebagian besar akan diteruskan. Transduser yang sama digunakan
juga untuk mendeteksi pulsa listrik. Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada
layar monitor.
Penggunaan citra bunyi ini merupakan
kemajuan yang sangat penting dalam bidang medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam
banyak kasus, telah menggantikan prosedur lain yang berbahaya, seperti
penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek yang berbahaya dari penggunaan bunyi
ultra ini, sehingga sering dikenal dengan pengujian yang tidak merusak (non destructive testing).
d.
Hal-Hal Yang
Didiagnosis Dengan Ultrasonik
Ultrasonik dapat dipergunakan
untuk beberapa diagnosis, diantaranya:
· Mendiagnosis tumor otak (echo
encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-penyakit mata, daerah /
lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang
opaque atau ada tumor-tumor retina.
· Untuk memperoleh informasi
struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung, usus, mata, mamma,
jantung janin.
· Untuk mendeteksi kehamilan
sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung peranakan dan kasus-kasus
perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang
berlangsung).
· Memberi informasi tentang
jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair dalam kantong
jantung).
e.
Penggunaan Ultrasonik
Dalam Pengobatan
Sebagaimana telah diketahui bahwa
ultrasonik mempunyai efek kimia dan biologi maka ultrasonik dapat dipergunakan
dalam pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikan temperature dan peningkatan
tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan
demikian ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang
cedera.
Selain itu ultrasonik dapat
dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas akan hancur
pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan
rangsangan pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut.
Pada penderita Parkinson,
penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan
untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit
meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan keseimbangan,
apabila diobati dengan ultrasonik dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik
menghansurkan jaringan dekat telinga tengah.
E.
BISING
Bising ialah bunyi yang tidak
dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) maupun buatan (bunyi
mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan
ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur kebisingan adalah sound level meter.
1.
Pembagian Kebisingan
Berdasarkan frekuensi, tingkat
tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori :
a. Audible
noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh
frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz
b. Occupational
noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh
bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik.
c. Impuls noise (impact noise = bising
impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang
menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain –
lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi
dalam beberapa jenis :
· Bising
kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
· Bising
kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
· Bising
terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
· Bising sehari penuh (full
noise time)
· Bising setengah hari (part
time noise)
· Bising terus – menerus (steady
noise)
· Bising impulsive (impuls noise)
ataupun bising sesaat
(letupan)
2.
Pengaruh Bising pada Kesehatan
a. Hilangya
pendengran sementara
b. Kebal atau imun terhadap bising
c. Telinga
berdengung
d. Kehilangan
pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz
3.
Daftar Skala Intensitas Kebisingan
Tingkat
kebisingan
|
Intensitas (dB)
|
Batas dengar tertinggi
|
Menulikan
|
100-120
|
Halilintar
Meriam
Mesin uap
|
Sangat hiruk pikuk
|
80-90
|
Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit
polisi
|
Kuat
|
60-70
|
Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan
|
Sedang
|
40-50
|
Rumah gaduh
Kantot umunya
Percakapan kuat
Radio
perlahan
|
Tenang
|
20-30
|
Rumah tenag
Kantoer perorangan
Auditorium
Percakapan
|
Sangat
tenang
|
0-10
|
Bunyi daun
Berbisik
Batas dengar terendah
|
4. Pencegahan Ketulian dari
Proses Bising
Prinsip pencegahan ketulian
dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising. Untuk tujuan itu dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memberikan
pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising
b. Menggunakan
tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
c. Menggunakan
pelindung telinga
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gelombang bunyi merupakan
vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain
dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang yang merambat melalui
medium padat, cair, dan udara.
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat
gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis
dan pengobatan.
Bioakustik dalam keperawatan banyak
manfaatnya baik untuk diagnosis suatu penyakit maupun dalam pengobatan.
Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan
yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang
lama akan menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat
dilakukan terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir
adalah penggunaan alat pelindung pendengaran.
3.2
Saran
·
Pentingnya penerapan
gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan mahasiswa lebih
mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama dalam keperawatan.
·
Aplikasi gelombang
bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan.
·
Telinga sebagai alat
pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh kebisingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar